Mengenal Budaya Organisasi dalam Perusahaan

Hay teman UNICIMI Artikel ini bertujuan supaya kita  mengenal budaya organisasi dalam perusahaan  dan menjelaskan tentang ada dua jenis budaya  ni yang bertentangan serta fungsi budaya organisasi dan manfaatnya

Setiap organisasi atau perusahaan pasti memiliki budaya tersendiri yang menjadi ciri khas dari organisasi tersebut. Budaya organisasi adalah pola tertentu yang dimiliki oleh anggota maupun karyawan. Mulai dari perilaku atau sikap, norma, nilai-nilai, hingga asumsi yang berkaitan dengan integrasi individu dalam melaksanakan pekerjaannya. 

Budaya organisasi dalam perusahaan harus dibangun dan diperhatikan dengan baik, karena hal tersebut berpengaruh terhadap masa depan perusahaan. 

Budaya Organisasi dalam Perusahaan

Budaya perusahaan adalah salah satu cara untuk membangun SDM perusahaan melalui aspek perubahan sikap dan perilaku. Hal ini memiliki tujuan agar karyawan menjadi pribadi yang lebih baik dan bisa menyesuaikan diri menghadapi tantangan di era industri menuju society  Di sinilah fungsi MSDM dalam organisasi diperlukan.

Dengan kata lain, budaya di dalam organisasi merupakan kekuatan sosial yang tidak terlihat. Namun, mampu menggerakkan orang di dalamnya untuk melakukan pekerjaan efektif dan efisien. Karyawan dalam organisasi akan mempelajari dan menyesuaikan diri terhadap budaya yang berlaku, apa yang baik dan buruk, benar dan salah, boleh dan tidak boleh dilakukan, serta peraturan lainnya. 

Di saat yang sama, setiap anggota menyadari bahwa peran budaya organisasi sangat penting untuk kemajuan perusahaan dan hasil pekerjaan. Budaya organisasi mengacu pada kepercayaan dan prinsip organisasi.

Setiap organisasi mempunyai budaya uniknya tersendiri. Hal tersebut sama seperti manusia. Memiliki ciri kepribadian masing-masing, di mana tidak ada dua individu yang memiliki sifat dan perilaku sama. Oleh karenanya, setiap organisasi mempunyai visi dan misi, kebijakan, nilai, aturan, dan pedoman yang berbeda dalam menciptakan citra diri atau personal branding.

2 Jenis Budaya Organisasi yang Bertentangan

Terdapat dua jenis budaya organisasi yang bertentangan, yaitu budaya kuat dan budaya lemah. Budaya organisasi yang kuat, kondisi di mana anggota di dalamnya dapat menyesuaikan diri dengan baik, menghormati kebijakan, dan mematuhi pedoman dalam perusahaan. Dengan budaya ini, perusahaan dapat bekerja dengan baik dan produktivitas meningkat. Tak jarang mereka menerima peran dan tanggung jawab dengan sukarela dan berdasarkan keinginan.

Berbeda dengan budaya organisasi lemah. Kondisi saat karyawan menerima peran dan tanggung jawab karena takut pada atasan. Pada kasus ini, karyawan melakukan pekerjaan dalam keadaan terpaksa dan membuat hasilnya kurang optimal. Di sinilah fungsi pemimpin yang baik dan tidak memihak dibutuhkan agar pegawai tidak takut terhadap Anda. Jadi, cobalah Anda mempelajari terkait 5 Tipe Kepemimpinan dalam Organisasi.

Fungsi Budaya Organisasi dan Manfaatnya

Fungsi budaya organisasi, untuk mengatur segala aktivitas yang terjadi dalam organisasi agar organisasi berjalan lancar dan mencapai tujuan yang diharapkan. Budaya pada organisasi juga memiliki manfaat seperti berikut:

  • Memudahkan koordinasi aktivitas dalam suatu organisasi.
  • Memudahkan antar individu atau anggota dalam berkomunikasi, karena terdapat sikap dan perilaku yang menganut nilai-nilai budaya organisasi.
  • Aktivitas organisasi lancar, organisasi berprestasi, dan bisa mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.
  • Terciptanya hubungan yang harmonis dan kerja sama yang baik antar anggota, sehingga produktivitas dan motivasi kerja meningkat

Selain itu, beberapa ahli, seperti Robbins (1993) dalam Sutrisno (2010:28) juga mengemukakan beberapa manfaat budaya yaitu:

  • Mengatasi peran yang berbeda dalam setiap organisasi, dengan membangun akar budaya yang kuat dan melekat dalam diri setiap anggota.
  • Organisasi memiliki ciri khas tersendiri dan identitas bagi setiap anggota organisasi di dalamnya.
  • Stabilitas organisasi terjaga dengan baik.
  • Lebih mengutamakan tujuan bersama dibandingkan kepentingan individu.

Artikel ditulis oleh Tegar Pembudi

Mahasiswa Universitas Cendekia Mitra Indonesia jurusan Manajemen